Wednesday 27 January 2010

Anggota Komisi X Minta Pemerintah Tak Ngotot Gelar UN

Jakarta - Pemerintah diminta tidak memaksakan diri untuk menggelar ujian nasional. Alasannya pemerintah belum mematuhi putusan Mahkamah Agung (MA) untuk meningkatkan infrastruktur sekolah dan kualitas guru.

"Ini kan berarti pemerintah tidak boleh melaksanakan UN sebelum memenuhi syarat-syarat di atas. Apakah Pemerintah telah melaksanakan Putusan tersebut," kata Anggota Komisi X DPR Raihan Iskandar dalam siaran pers, Jumat (22/1/2010).

Raihan mengungkapkan, masih banyak infratsruktur sekolah yang belum memenuhi standar nasional. Bahkan hal ini ditemukan di Jakarta sekalipun.

Oleh karena itu rencana pemerintah untuk tetap menyelenggarakan Ujian Nasional yang dimulai tanggal 22 Maret 2010 ini dapatlah dipandang sebagai sikap mengabaikan Putusan MA tersebut dan pula mengabaikan realitas dan fakta yang ada di dunia pendidikan kita.

"Jika demikian, bisakah kita menggunakan sebuah ungkapan yang sangat populer di masyarakat, Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu," terang Raihan.

Ngotot UN, Pemerintah Langgar Hukum

Jakarta - Pemerintah diminta tunduk pada keputusan Mahkamah Agung (MA) yang meminta Ujian Nasional (UN) distop terlebih dahulu. Sikap pemerintah yang ngotot sama dengan mempertontonkan pelanggaran hukum secara vulgar.

"Ini sama saja sedang mengajarkan peserta didik untuk melanggar hukum,"
kata pengamat pendidikan dari Indonesian Corruption Watch (ICW) Ade Irawan di kantornya, Jl Kalibata Timur, Jakarta Selatan, Jumat (8/1/2010).

Permintaan tersebut sebagai respons terhadap Presiden SBY yang menyatakan UN bukan lagi salah satu tolak ukur kelulusan. Bila tidak ditindaklanjuti, maka jadi tidaknya UN 2010 akan membingungkan masyarakat terutama anak didik.

"Putusan MA jelas-jelas meminta UN dievaluasi. Presiden sudah bicara juga.
Kenapa nggak langsung diputuskan nggak ada UN tahun ini. Jangan ragu,
nanti masyarakat yang bingung," imbuhnya.

Menurut data ICW dan sejumlah LSM yang bergerak di bidang pendidikan, UN
membuat sistem pendidikan tidak maju. Pendidikan dinilai proses birokrasi semata dan menghilangkan esensi pendidikan.

"Inikan hanya untuk gengsi sekolah, dinas dan daerah. Kalau banyak yang
nggak lulus, dianggap tidak becus dan dimutasi. Jadinya, pejabat pendidikan
mencari segala cara supaya tidak dipindah," timpal Bambang Wisudo, aktivis
pendidikan dari Sekolah Studi Tanpa Batas.

SBY: UN Jangan Jadi Satu-Satunya Alat Ukur Pendidikan

Jakarta - Presiden SBY meminta kebijakan tentang Ujian Nasional (UN) harus ditetapkan dengan tepat dan benar. SBY mengintruksikan UN tidak dijadikan satu-satunya alat ukur dalam pendidikan.

"Saya berpendapat sebaiknya UN tidak satu-satunya alat ukur yang bisa kita tentukan. Pilih dengan paduan aspek lain," ujar SBY
saat membuka rapat terbatas masalah pendidikan dan kesehatan di Kantor Presiden, Jl Veteran, Jakarta, Kamis (7/1/2010).

SBY menerangkan, ada dua opsi terkait kebijakan UN. Pertama, UN sebagai ukuran yang pertama. Lalu bila tidak berhasil UN, masih ada peluang untuk melakukan ujian ulang. Opsi kedua, kembali ke model evaluasi belajar tahap akhir nasional (Ebtanas) namun hal ini perlu kajian mendalam.

"Yang penting harus lebih obyektif mengukur prestasi siswa. Kalau 3 tahun, ukur 3 tahun. Tapi saya kira kebijakan utuh menyangkut UN sangat penting kita tetapkan dengan tepat dan benar," kata SBY.

SBY mengaku sempat berdialog dan bertukar pikiran dengan para pimpinan mahasiswa terkait UN itu. Ia juga akan mendengar presentasi dari Mendiknas M Nuh dalam masalah itu.

Dalam rapat itu hadir Mendiknas M Nuh, Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih, Menkominfo Tifatul Sembiring, Menag Suryadharma Ali, Mensos Salim Segaf Al Jufry, dan Menpora Andi Mallarangeng.

Sunday 24 January 2010

Kondisi Kerja Guru Indonesia Masih Buruk

Peringatan Hari Guru Sedunia atau World Teachers Day setiap tanggal 5 Oktober di seluruh dunia ditetapkan oleh Unesco bertepatan dengan dikeluarkannya Recommendation concerning the Status of Teachers oleh konferensi khusus antar pemerintah yang diselenggarakan oleh Unesco dan ILO.Rekomendasi yang dikeluarkan oleh dua badan dunia yang menangani pendidikan dan ketenagakerjaan tersebut berisi 13 bab dan 146 pasal yang mengatur soal pekerjaan profesi guru tanpa diskriminasi dan menempatkan posisi guru sangat strategis dan bermartabat.

Bercermin pada rekomendasi status guru yang telah dikeluarkan 43 tahun yang lalu, nampaknya kondisi kerja yang dapat mendorong kualitas guru untuk menciptakan pendidikan yang bermutu di Indonesia, khususnya guru swasta dan honorer /Non-PNS (guru kontrak, guru bantu, guru sukarelawan) masih jauh dari harapan. Mereka masih mengalami diskriminasi.

Padahal diskriminasi dalam pekerjaan secara konstitusional jelas-jelas tidak dibenarkan. Tetapi diskrimansi terhadap guru swasta terjadi di beberapa Kota/kabupaten. Guru swasta tidak mendapat tunjangan daerah karena tersandung Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, serta Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 yang intinya melarang seluruh kabupaten/kota di Indonesia memberikan tunjangan kepada pegawai non-PNS.

Untuk memperbaiki buruknya kondisi kerja yang diperoleh guru selama ini maka Dewan Pembina Pusat Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) menyampaikan sikap supaya pemerintah serius memperbaiki kondisi kerja guru. Sekretaris Jenderal FGII Iwan Hermawan, Minggu )4/100), menyampaikan FGII menuntut adanya subsidi gaji setara upah minimum provinsi atau kota/kabupaten, dan tunjangan jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek)) untuk guru-guru swasta dan honorer /Non-PNS yang dibayarkan oleh negara/pemerintah.

Selain itu, para guru menuntut komitmen negara (pemerintah, pemda/pemkab/kota dan DPR/DPRD) untuk wajib memberikan perlindungan kepada guru,menghaapuskan sistem kerja kontrak bagi guru swasta dan honorer Non-PNS. WAkil rakyat di DPR RI yang baru dilantik diminta untuk merevisi pasal-pasal diskriminatif dalam Undang-Undang Guru dan mendesak pemerintah menghapus pasal-pasal diskriminatif dalam PP Guru.

Guru Swasta Dipersulit

JAKARTA, KOMPAS.com - Kesempatan guru atau tenaga honorer swasta menjadi calon pegawai negeri sipil lewat seleksi khusus dinilai dipersulit. Pasalnya, pemerintah hanya bersedia mengangkat guru honorer di sekolah negeri maupun swasta menjadi guru PNS jika selama ini mereka digaji lewat APBN/APBD.

Pemrotesan tentang aturan yang hendak disahkan pemerintah soal pengangkatan tenaga honorer menjadi calon PNS itu datang dari guru-guru di berbagai daerah yang tergabung dalam Ikatan Guru dan Pegawai Sekolah Swasta (IGPSS) di Jakarta, Selasa (17/11). Para guru honorer di sekolah swasta itu menilai rancangan peraturan pemerintah (RPP) soal seleksi tenaga tenaga honorer, termasuk guru honorer, untuk dapat diangkat menjadi calon PNS dinilai menutup peluang guru honorer swasta yang sudah mengajar belasan hingga puluhan tahun.

"Untuk pengangkatan tenaga honorer jadi CPNS tahun 2010 belum mengakomodir guru swasta. Kebijakan itu semakin memperlihatkan bahwa pemerintah masih bersikap diskrimintaif terhadap guru negeri dan swasta," kata Suprapto, pengurus IGPSS Karanganyar, Jawa Tengah. Di provinsi ini tercatat 59.000 guru dan tenaga honorer.

Dalam pasal 1 RPP seleksi tenaga honorer jadi calon PNS, disebutkan tenaga honorer, termasuk guru honorer, yang bisa ikut seleksi hanya yang penghasilannya menjadi beban APBN atau APBD, baik mereka yang bertugas di instansi pemerintah maupun di luar instansi pemerintah.

"Guru honorer swasta itu kan juga punya tugas yang sama dengan negeri, mendidik anak bangsa. Apa tidak bisa ada keberpihakan untuk juga memberikan peluang yang sama buat kami. Kan, ada juga daerah yang memberi tunjangan fungsional atau insentif dari APBD untuk guru honorer swasta. Tetapi itu tidak diakui jika mengacu ke RPP yang hendak disahkan pemerintah," kata Ramin dari Madiun, Jawa Timur.

Para guru honorer swasta itu yang mengakui jika pemerintah tidak sanggup mengangkat semua guru honorer jadi PNS, setidaknya ada keberpihakan dengan memberikan insentif yang layak. Dengan pendapatan yang layak bagi guru honorer maupun guru swasta, tidak ada lagi keinginan yang menggebu-gebu harus berstatus PNS. Guru honorer hanya menuntut peningkatan kesejahteraan. Selain itu, juga perlindungan supaya mereka tidak semena-mena dipecat atau dibayar rendah.

Sementara itu, Supriyono dari Serikat Guru Jakarta mengatakan guru honor murni di sekolah negeri yakni guru yang gajinya dibayar komite sekolah terancam kehilangan pekerjaan. "Jika, guru honorer yang ditempatkan di sekolah swasta, tetapi gajinya dibiayai APBN/APBD sudah diangkat jadi guru PNS, mereka terancam digusur. Sebab, dalam RPP itu, guru honorer yang diangkat jadi PNS, mesti bertugas di sekolah milik pemerintah," kata Supriyono.

Ganjar Pranowo, Wakil Ketua Komisi II DPR, mengatakan pemerintah mesti serius membenahi kesemrawutan tenaga honorer tersebut. "Sekarang ini DPR dan pemerintah sedang mencari formula yang pas untuk menyelesaikan persoalan yang tidak kunjung selesai itu," kata Ganjar.

Guru Swasta Merasa Diperlakukan Tak Adil

JAKARTA, KOMPAS.com — Guru swasta meminta pemerintah menghentikan kebijakan-kebijakan diskriminatif yang semakin memperbesar kesenjangan kualitas dan kesejahteraan antara guru PNS dan guru swasta. Para pendidik di sekolah-sekolah swasta itu berharap pemerintah bisa bersikap lebih adil dalam komitmennya meningkatkan perlindungan, kesejahteraan, dan profesionalisme guru di Indonesia.

”Sampai saat ini, pemerintah tetap memprioritaskan guru PNS dalam meningkatkan kesejahteraan ataupun profesionalisme guru,” kata M Fatah Yasin, Koordinator Guru Swasta Indonesia, yang dihubungi dari Jakarta, Senin (28/12/2009).

Jumlah guru swasta di Tanah Air sekitar 1,2 juta orang. Para guru swasta yang tergabung dalam berbagai organisasi dari sejumlah daerah, pekan lalu, menggelar rapat kerja nasional di Tegal, Jawa Tengah. Bentuk diskriminasi yang dikeluhkan antara lain kuota sertifikasi guru PNS dan swasta yang timpang. Kuota guru PNS 75 persen, sedangkan guru swasta hanya 25 persen.

”Tetapi, kenyataannya, guru swasta cuma 10 persen tiap tahun,” kata Sumarno, Sekretaris Persatuan Guru Swasta Provinsi Banten.

Selain itu, subsidi tunjangan fungsional bagi guru swasta yang besarnya Rp 200.000 per bulan tak diterima semua guru swasta. Belum lagi soal peningkatan kualitas guru, kebijakan itu jarang diberlakukan pada guru swasta.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia Sulistiyo meminta segera ada peraturan pemerintah (PP) yang mengatur nasib guru tidak tetap, termasuk guru swasta, guru honor, dan wiyata bakti (guru honor yang bukan pegawai negeri). PP ini perlu ada untuk menghapuskan kesenjangan antara guru negeri dan swasta serta memperjelas sistem perekrutan guru tidak tetap pada masa mendatang. (ELN/LUK)

Mereka Tega Memotong Hak Guru Swasta

Mental korup rupanya menjalar sampai ke ranah pendidikan. Di wilayah yang mestinya mengajarkan budi pekerti ini, justru berkembang kebiasaan buruk. Bertahun-tahun tunjangan guru jadi bancakan orang-orang rakus.

Akan tetapi, apa daya, para guru swasta hanya bisa menahan kesal. Memprotes persoalan ini bisa berakibat fatal, yaitu pemecatan dari pekerjaan! Kekesalan hanya berani mereka tumpahkan kepada sesama guru, seperti yang terjadi pada minggu ini di Sekretariat Persatuan Guru Swasta Indonesia (PGSI) di Jalan Seksama, Medan.

Seperti tahun sebelumnya, pemotongan tunjangan fungsional kembali terjadi tahun ini. Bejo, seorang guru di Kecamatan Medan Timur, bingung.

Dana tunjangan yang diharapkannya belum turun, tetapi tunjangan sudah dipotong untuk kepentingan administrasi bank dan Pajak Penghasilan (PPh).

Sekolahnya juga sudah meminta bagian untuk kepentingan yang sama, yaitu ”biaya administrasi.”

Memakai uang

Sebagian dana tunjangan ini sudah turun. Namun, tidak dalam jumlah yang utuh. Ucok, bukan nama sebenarnya, seorang guru swasta di Kecamatan Medan Baru, mengaku kesal. Tunjangan yang mestinya Rp 1,2 juta untuk semester awal tahun ini, hanya diterimanya Rp 900.000. Uang senilai Rp 300.000 lainnya habis untuk kepentingan macam-macam.

”Palak kali awak (kesal sekali saya). Semua urusan sepertinya pake biaya,” katanya.

Biaya paling besar justru datang dari pihak sekolah. Sementara itu, pihak sekolah berdalih untuk menutupi biaya lobi dan administrasi di Kantor Dinas Pendidikan.

Saat Kompas meminta namanya untuk disebut dalam berita, semua guru itu menolak. Mereka takut akan berakibat pada pekerjaannya. Pihak sekolah memang telah mengunci mulut guru ini dengan ancaman, baik langsung maupun tidak langsung. Buktinya sudah pernah terjadi.

Mengutip data PGSI Medan, pada 2008 terdapat tiga guru swasta di Jalan Pelita, Medan, menerima pemecatan dari sekolahnya.

Hal ini terjadi lantaran mereka mempermasalahkan pemotongan tunjangan fungsional ini. Dinas Pendidikan Medan tidak bisa berbuat banyak meski kantornya berdekatan dengan sekolah ini.

Kejadian serupa hampir terulang pada Januari 2009. Sebanyak 13 guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dwiwarna, Medan, mengadukan persoalan ini secara terbuka. Tunjangan fungsional para guru dipotong pihak sekolah sebesar Rp 200.000 per orang.

Pemotongan ini dilakukan karena untuk pengurusan administrasi sekolah ke Kantor Dinas Pendidikan Medan. Namun, PGSI Medan menekan pihak sekolah dan menuntut agar pemotongan itu dikembalikan.

Saat tunjangan fungsional guru ini kembali turun, pemotongan lagi-lagi terjadi di banyak sekolah. Para guru dilanda kekesalan yang sama.

Perlindungan guru

Ucok, Bejo, dan guru swasta yang berkumpul di Sekretariat PGSI adalah potret dari kenyataan yang lebih luas. Posisi mereka lemah karena tidak bisa berbuat apa-apa ketika orang lain menzaliminya.

Ketua PGSI Medan Partomuan Silitonga mengatakan, sudah saatnya dibuat aturan perlindungan guru swasta. PGSI secara resmi pernah menyampaikan rancangan peraturan daerah (perda) tentang perlindungan guru pada tahun 2008 ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Wali Kota Medan.

Perda ini mengatur perlindungan guru swasta jika terjadi pemecatan sepihak oleh yayasan sekolah. Selama ini, katanya, banyak guru dipecat tanpa peringatan apa pun.

”Suka-suka yayasan memakai guru, kalau tidak senang ya dipecat,” katanya.

Kesadaran serupa disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Hasan Basri. Dia menyadari lemahnya posisi guru swasta di hadapan yayasan.

Dia yang pernah menjadi guru swasta ini mengetahui betapa kuatnya tangan yayasan sekolah. Oleh karena itu, wajar saja jika para guru tidak berkutik ketika hak mereka dipotong orang rakus.

Ketua Dewan Pendidikan Medan Mutsyuhito Solin mengatakan, praktik ini harus dihentikan. Persoalannya, tidak ada mekanisme pengawasan yang ketat untuk mengurangi pemungutan ini.

Pihak Dinas Pendidikan Kota Medan, tuturnya, harus mengambil langkah mengawasi praktik pemotongan tunjangan yang menimpa guru. (NDY)

Jangan Abaikan Nasib Guru non-PNS

JAKARTA, KOMPAS.com - Desakan kepada pemerintah agar memberikan perlindungan bagi guru nonpegawai negeri sipil, terutama guru swasta, guru tidak tetap, guru honorer, dan guru wiyata bhakti, terus menguat.

Ini karena keberadaan para guru nonpegawai negeri sipil itu tetap dibutuhkan untuk mendidik anak-anak bangsa karena ketidakmampuan pemerintah menyediakan guru sesuai kebutuhan, baik di sekolah negeri maupun swasta.

Tuntutan untuk segera merealisasikan perlindungan untuk menjamin perbaikan kesejahteraan dan karier guru nonpegawai negeri sipil (non-PNS) itu mengemuka dalam Rapat Koordinasi Pimpinan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang berlangsung di Balikpapan, Minggu (24/1/2010). Hadir dalam pertemuan itu lebih dari 700 pengurus PGRI provinsi dan kota/kabupaten dari seluruh Indonesia.

"Kami meminta pemerintah merealisasikan adanya peraturan pemerintah guru non-PNS paling lama tahun ini. Pasalnya, kesenjangan guru PNS dan non-PNS, terutama para guru wiyata bhakti dan guru tidak tetap semakin lebar," kata Sulistiyo, Ketua Umum Pengurus Besar PGRI.

Bagi guru PNS saja, pemerintah telah berkomitmen untuk memberikan gaji minimal Rp 2 juta per bulan. Untuk peningkatan kualitas guru, kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan juga terbuka lebar bagi guru yang diangkat pemerintah.

Kondisi itu bertolak belakang dengan guru-guru tidak tetap dan di swasta. Selain pendapatan yang jauh di bawah upah minimum regional, kepastian status untuk menjadi guru tetap juga sulit didapat dengan alasan kondisi dana yayasan atau sekolah yang terbatas.

Sulistiyo menjelaskan, memang tidak mungkin mengangkat hampir satu juta guru swasta, guru tidak tetap, atau guru wiyata bhakti menjadi guru PNS. Tetapi kewajiban pemerintah untuk menjamin para guru ini mendapat penghasilan yang layak dan peningkatan mutu sebagai pendidik.

"Kewajiban itulah yang mesti dipertegas dalam PP guru non-PNS yang kami tuntut segera diterbitkan," ujar Sulistiyo.

Wednesday 20 January 2010

Anak Kambing Tanpa Kepala Gegerkan Warga Nganjuk

Warga Dusun Prayung, Desa Sumber Urip, Kecamatan Brebek, Kabupaten Nganjuk, digegerkan dengan lahirnya anak kambing aneh. Tidak seperti umumnya, anak kambing yang satu ini terlahir tanpa kepala dan hanya memiliki 2 kaki.

Anak kambing aneh milik Samijan ini lahir, Senin (18/1/2010) sekitar pukul 19.00 WIB. Keunikan lain dari kambing tersebut juga tidak mempunyai ekor.

"Ingkang setunggal kulo mboten heran amargi wajar, tapi ingkang kaping pindo kagete mboten ketulungan. Bayi wedus meniko medal pas gulune rumiyen mboten wonten ndase (Yang pertama saya tidak heran karena wajar, tapi yang kedua sangat kaget. Bayi kambing ini keluar lehernya dahulu tanpa kepala)," ungkap Samijan kepada wartawan di rumahnya, Selasa (19/1/2010) dini hari.

Karena terlahir tanpa kepala, sudah barang tentu juga tidak terdapat organ mulut, hidung, mata dan telinga pada anak kambing tersebut. Sementara tidak terdapatnya 2 kaki lain juga menjadikan tampilannya tidak menyerupai kambing, namun justru lebih menyerupai seekor tupai.

Yang menarik pemiliknya memiliki cara unik dalam memberinya minum ke anak kambing itu. Air susu hasil perahan dari induknya diberikan dengan cara disiramkan ke bagian tubuh anak kambing, yang diharapkan bisa meresap masuk ke dalam tubuhnya.

"Nggih pripun maleh, lha wong nggih mboten gadah sirah (Ya mau bagaimana lagi, ya memang kondisinya nggak punya kepala)," ujar Samijan.

Lahirnya anak kambing tanpa kepala tersebut sontak menjadi perhatian warga, yang secara bergiliran terus datang untuk menyaksikan. Dengan alasan penasaran dan gemas, tak sedikit pengunjung yang memberanikan diri menyentuh dan mengelus tubuh anak kambing unik tersebut.

"Aneh saja mas, kok ada anak kambing seperti ini," ujar Subhan, salah satu warga yang datang menyaksikan.

Thursday 7 January 2010

Penghancuran Potensi Bangsa

Pertempuran akan menghasilkan arang dan abu, demikian pula pertempuran KPK vs POLRI. Jika keduanya telah lemah menjadi arang dan abu, Indonesia menjadi sapi perah yang empuk, gurih dan uenak tenan ..........

Di pihak kepolisian, Susno Duaji adalah sosok yang paling dihancurkan. Padahal ia memiliki sejarah sukses dalam memberantas mafia, dari mafia preman beserta beking-bekingnya sampai mafia berseragam Polisi, DLLAJR, TNI. Metode pemberantasan mafia yang dilakukan Susno memang terbukti di Yogyakarta, Jawa Barat dan Jakarta. Tidak tertutup kemungkinan metode ini diterapkan untuk membantai mafia peradilan, bahkan mafia yang dibeking presiden sekalipun!

Tapi sayang, meski tinggal selangkah lagi Susno mencapai tampuk kepemimpinan POLRI, dia direndahkan dan di olok-olok dalam kasus POLRI vs KPK. Kecil harapan metode pemberantasan mafia a la Susno yang terbukti efektif ini akan diterapkan untuk memberangus mafia peradian, dan mafia-mafia kakap lainnya.

Di pihak KPK, ada Antasari yang sukses menggiring besan presiden ke penjara. Tentunya diperlukan kualitas keberanian yang tidak main-main untuk menyeret kerabat pejabat sekelas presiden ke penjara.

Kini, keduanya tengah dijatuhkan dan injak-injak. Siapakah tokoh pengganti bagi keduanya?

Seiring dengan berjalannya waktu, penghancuran Susno dan Antasari mulai menunjukkan tanda-tanda adanya rekayasa, yang berarti bahwa ada pihak-pihak yang ingin memperbodoh pemerintahan Indonesia sehingga bisa dijadikan sebagai sapi perah.

Kita perlu menyadari bahwa kita hampir tidak dididik untuk menghargai nilai-nilai luhur, tapi cenderung menjadi penyembah angka. Simaklah berita tentang orang tua murid yang menggunakan mekanisme suap demi nilai untuk anaknya. Bahkan, tak sedikit guru yang mengajarkan cara curang demi mendongkrak prosentase kelulusan.

Dengan mental bangsa seperti di atas, tak heran jika rekayasa POLRI vs KPK akan memberikan hasil yang memuaskan bagi pihak-pihak yang hendak menjadikan Indonesia sebagai sapi perahan.

Mungkin saat ini seluruh elemen sudah cenderung mendukung keberhasilan "operasi sapi perah" ini. Tapi ada "pasukan" lain yang akan melawannya, yaitu "pasukan gaib' yang membuka kesadaran bangsa akan kondisi bangsanya sendiri.
http://forum.detik.com/showthread.php?t=135027

Tuesday 5 January 2010

hikmah-berbakti-pada-ibu-bapak

Selain seorang nabi, Sulaiman a.s. juga seorang raja terkenal. Atas izin Allah ia berhasil menundukkan Ratu Balqis dengan jin ifrit-Nya. Dia dikenal sebagai manusia boleh berdialog dengan segala binatang. Dikisahkan, Nabi Sulaiman sedang berkelana antara langit dan bumi hingga tiba di satu samudera yang bergelombang besar. Untuk mencegah gelombang, ia cukup memerintahkan angin agar tenang, dan tenang pula samudera itu. Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan jin Ifrit menyelam ke samudera itu sampai ke dasarnya. DI sana jin Ifrit melihat sebuah kubah dari permata putih yang tanpa lubang, kubah itu diangkatnya ke atas samudera dan ditunjukkannya kepada Nabi Sulaiman. Melihat kubah tanpa lubang penuh permata dari dasar laut itu Nabi Sulaiman menjadi terlalu heran, “Kubah apakah gerangan ini?” fikirnya. Dengan minta pertolongan Allah, Nabi Sulaiman membuka tutup kubah. Betapa terkejutnya dia begitu melihat seorang pemuda tinggal di dalamnya. “Sipakah engkau ini? Kelompok jin atau manusia?” tanya Nabi Sulaiman keheranan. “Aku adalah manusia”, jawab pemuda itu perlahan. “Bagaimana engkau boleh memperolehi karomah semacam ini?” tanya Nabi Sulaiman lagi. Kemudian pemuda itu menceritakan riwayatnya sampai kemudian memperolehi karomah dari Allah boleh tinggal di dalam kubah dan berada di dasar lautan. Diceritakan, ibunya dulu sudah tua dan tidak berdaya sehingga dialah yang memapah dan menggendongnya ke mana jua dia pergi. Si anak selalu berbakti kepada orang tuanya, dan ibunya selalu mendoakan anaknya. Salah satu doanya itu, ibunya selalu mendoakan anaknya diberi rezeki dan perasaan puas diri. Semoga anaknya ditempatkan di suatu tempat yang tidak di dunia dan tidak pula di langit. “Setelah ibuku wafat aku berkeliling di atas pantai. Dalam perjalanan aku melihat sebuah terbuat dari permata. Aku mendekatinya dan terbukalah pintu kubah itu sehingga aku masuk ke dalamnya.” Tutur pemuda itu kepada Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman yang dikenali boleh berjalan di antara bumi dan langit itu menjadi kagum terhadap pemuda itu. “Bagaimana engkau boleh hidup di dalam kubah di dasar lautan itu?” tanya Nabi Sulaiman ingin mengetahui lebih lanjut. “Di dalam kubah itu sendiri, aku tidak tahu di mana berada. Di langitkah atau di udara, tetapi Allah tetap memberi rezeki kepadaku ketika aku tinggal di dalam kubah.” “Bagaimana Allah memberi makan kepadamu?” “Jika aku merasa lapar, Allah menciptakan pohon di dalam kubah, dan buahnya yang aku makan. Jika aku merasa haus maka keluarlah air yang teramat bersih, lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu.” “Bagaimana engkau mengetahui perbedaan siang dan malam?” tanya Nabi Sulaiman a.s yang merasa semakin heran. “Bila telah terbit fajar, maka kubah itu menjadi putih, dari situ aku mengetahui kalau hari itu sudah siang. Bila matahari terbenam kubah akan menjadi gelap dan aku mengetahui hari sudah malam.” Tuturnya. Selesai menceritakan kisahnya, pemuda itu lalu berdoa kepada Allah, maka pintu kubah itu tertutup kembali, dan pemuda itu tetap tinggal di dalamnya. Itulah keromah bagi seorang pemuda yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

kisah-bumi-dan-langit

Adapun terjadinya peristiwa Israk dan Mikraj adalah kerana bumi merasa bangga dengan langit. Berkata dia kepada langit, “Hai langit, aku lebih baik dari kamu kerana Allah S.W.T. telah menghiaskan aku dengan berbagai-bagai negara, beberapa laut, sungai-sungai, tanam-tanaman, beberapa gunung dan lain-lain.”
Berkata langit, “Hai bumi, aku juga lebih elok dari kamu kerana matahari, bulan, bintang-bintang, beberapa falah, buruj, ‘arasy, kursi dan syurga ada padaku.”
Berkata bumi, “Hai langit, ditempatku ada rumah yang dikunjungi dan untuk bertawaf para nabi, para utusan dan arwah para wali dan solihin (orang-orang yang baik).”

Bumi berkata lagi, “Hai langit, sesungguhnya pemimpin para nabi dan utusan bahkan sebagai penutup para nabi dan kekasih Allah seru sekalian alam, seutama-utamanya segala yang wujud serta kepadanya penghormatan yang paling sempurna itu tinggal di tempatku. Dan dia menjalankan syari’atnya juga di tempatku.”
Langit tidak dapat berkata apa-apa, apabila bumi berkata demikian. Langit mendiamkan diri dan dia mengadap Allah S.W.T dengan berkata, “Ya Allah, Engkau telah mengabulkan permintaan orang yang tertimpa bahaya, apabila mereka berdoa kepada Engkau. Aku tidak dapat menjawab soalan bumi, oleh itu aku minta kepada-Mu ya Allah supaya Muhammad Engkau dinaikkan kepadaku (langit) sehingga aku menjadi mulia dengan kebagusannya dan berbangga.”

Lalu Allah S.W.T mengabulkan permintaan langit, kemudian Allah S.W.T memberi wahyu kepada Jibrail A.S pada malam tanggal 27 Rejab, “Janganlah engkau (Jibrail) bertasbih pada malam ini dan engkau ‘Izrail jangan engkau mencabut nyawa pada malam ini.”
Jibrail A.S. bertanya, ” Ya Allah, apakah kiamat telah sampai?”
Allah S.W.T berfirman, maksudnya, “Tidak, wahai Jibrail. Tetapi pergilah engkau ke Syurga dan ambillah buraq dan terus pergi kepada Muhammad dengan buraq itu.”
Kemudian Jibrail A.S. pun pergi dan dia melihat 40,000 buraq sedang bersenang-lenang di taman Syurga dan di wajah masing-masing terdapat nama Muhammad. Di antara 40,000 buraq itu, Jibrail A.S. terpandang pada seekor buraq yang sedang menangis bercucuran air matanya. Jibrail A.S. menghampiri buraq itu lalu bertanya, “Mengapa engkau menangis, ya buraq?”

Berkata buraq, “Ya Jibrail, sesungguhnya aku telah mendengar nama Muhammad sejak 40 tahun, maka pemilik nama itu telah tertanam dalam hatiku dan aku sesudah itu menjadi rindu kepadanya dan aku tidak mahu makan dan minum lagi. Aku laksana dibakar oleh api kerinduan.”
Berkata Jibrail A.S., “Aku akan menyampaikan engkau kepada orang yang engkau rindukan itu.”
Kemudian Jibrail A.S. memakaikan pelana dan kekang kepada buraq itu dan membawanya kepada Nabi Muhammad S.A.W. Wallahu’alam.

antara-sabar-dan-mengeluh

Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya. “Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain kerana itu pasti kerana tidak pernah risau dan bersedih hati.”

Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, “Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati kerana risau, dan seorang pun yang menyekutuinya aku dalam hal ini.”

Abu Hassan bertanya, “Bagaimana hal yang merisaukanmu ?”
Wanita itu menjawab, “Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan pada aku mempunyai dua orang anak yang sudah boleh bermain dan yang satu masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, “Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?”
Jawab adiknya, “Baiklah kalau begitu ?”

Lalu disuruh adiknya baring dan disembelihkannya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit yang mana di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habis melecur kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah berkahwin dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pengsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua.”

Lalu Abul Hassan bertanya, “Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?”
Wanita itu menjawab, “Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka.”

Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap terkena musibah dan dugaan dari Allah. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,:
” Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil keksaihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya.”

Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda,: ” Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang.” Dan sabdanya pula, ” Mengeluh itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, dan orang yang mengeluh, jika ia mati sebelum taubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari wap api neraka.” (Riwayat oleh Imam Majah) Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah.