Sunday 21 November 2010

Bupati Luwu Timur Buka Ajang Porseni Pelajar ke-6, sorowako 2010


Bupati Lutim H.A.Hatta Marakarma membuka secara resmi kegiatan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Pelajar ke-6, pada Minggu (21/11) pagi, di Lapangan Persesos Sorowako, Nuha. Perhelatan yang sedianya berlangsung selama lima hari (21-25 Nopember) tersebut, bakal menjadi ajang untuk mencari bakat-bakat seniman dan olahragawan Lutim yang dapat mewakili daaerah ke pentas yang lebih tinggi.

Dalam sambutannya di depan semua peserta yang akan berlaga, Hatta menuturkan betapa kegiatan porseni seperti ini, amat penting dan strategis posisinya dalam rangka menggali potensi olahraga dan seni di kalangan pelajar. Ia berharap, bahwa kegiatan ini dapat menjadi momentum bagi para pelajar dalam mengembangkan potensi mereka, sehingga mereka dapat meraih prestasi yang lebih gemilang di masa datang.

“Kita tentu berharap, bahwa kegiatan porseni seperti ini, mampu meningkatkan kecakapan yang kolaboratif dan kooperatif, yaitu membentuk sifat yang sportif bagi pelajar, serta meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani, disamping membina bibit-bibit olahragawan dan seni yang bisa diandalkan di masa mendatang,” pungkasnya.

Hatta melihat, bahwa melalui Porseni, maka semangat otonomi daerah (otoda) dan paradigma baru di bidang pendidikan, dapat seiring sejalan dengan perkembangan sistem pengelolaan pendidikan yang kreatif dan inovatif. Perkembangan seperti ini, tentu hanya dapat diraih, dengan melakukan pengembangan program yang mengarah pada peningkatan daya kreasi, apresiasi seni dan jiwa sportifitas.

Di satu sisi, prestasi olahraga dan seni merupakan pencerminan prestasi generasi muda, dan di sisi lain, prestasi generasi muda dapat diukur melalui prestasinya di bidang olahraga dan seni. Hanya saja, Hatta mengingatkan, bahwa prestasi hanya dapat dicapai apabila dilakukan pembinaan dan pengembangan yang terprogram dan terencana secara berjenjang. Malah bentuk program itu harus berkesinambungan serta mendapat dukungan dari seluruh elemen.

“Sungguh, tidak ada yang bisa maju tanpa prestasi. Sebaliknya, tidak ada prestasi tanpa perjuangan. Dengan demikian, bila kita ingin menunjukkan prestasi dalam bidang olahraga dan seni, maka marilah kita memberi porsi yang lebih besar lagi terhadap pembinaan dan pengembangannya,” tandas Hatta.

Ia juga menuturkan, bahwa kegiatan porseni ini sebenarnya dapat dilakukan secara periodik dan berkesinambungan. Apalagi, mengingat ajang tersebut tidak saja sebagai bentuk seleksi dan kompetisi sehat bagi para pelajar yang berbakat, tetapi juga berfungsi sebagai media apresiasi dan rekreasi bagi para siswa dan masyarakat.

Olehnya itu, Hatta sempat berpesan kepada pihak kepanitiaan porseni, agar benar-benar bertindak professional dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Hal itu perlu dilakukan, tandasnya, agar siswa-siswi tidak saja dibekali dengan hasrat yang besar untuk menang, tetapi dapat dilatih untuk bersikap jujur dan menjaga spotifitas dalam setiap pertandingan.

“Saya amat berharap, kepada panitia penyelenggara agar bekerja secara professional dalam melaksanakan tugas, sesuai seksinya masing-masing, agar selurh kegiatan dapat terkoordinir dengan baik. Demikian juga kepada peserta proseni, saya beresan agar senantiasa menjaga kekompakan dan sportifitas selama kegiatan ini berlangsung, agar seluruh rangkaian kegiatan porseni ini, dapat berjalan dengan aman tanpa kendala,” ujarnya.

Selain Bupati Lutim, Ketua DPRD dan beberapa anggota dewan, Unsur Muspida Lutim, Pimpinan Vale INCO, para camat, para kepala sekolah SD, SMP dan SMA se Lutim, juga ikut hadir saat acara pembukaan berlangsung. Sumber dananya sendiri diambil dari APBD Lutim 2010, dan sejumlah bantuan dari PT.INCO.

Senada dengan itu, pihak panitia pelaksana juga berharap, bahwa porseni ini, tidak saja untuk meningkatkan kondisi kesehatan jasmani dan akademik para peserta. Akan tetapi, dalam tahap selanjutnya, beberapa siswa-siswi terbaik nantinya, dapat diikutkan untuk mewakili Lutim dalam Olimpiade Siswa Nasional (O2SN) dan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FL2SN) Tingkat Propinsi Sulsel, pada tahun 2011 mendatang. (humas).

Friday 19 November 2010

444 CPNS Lutim Terima SK 100%


Sebanyak 444 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) ditetapkan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Gedung Pertemuan Masyarakat Malili, pada Kamis (18/11). Dalam upacara penyerahan keputusan pengangkatan PNS kepada formasi tenaga honorer dan formasi umum yang dirangkaian dengan pengambilan sumpah PNS tersebut, Bupati Lutim H. A. Hatta Marakarma, berharap bahwa para pegawai nantinya, bisa memberikan pengabdian yang penuh kepada daerahnya.

“Sesaat yang lalu, kita menyaksikan penyerahan keputusan pengangkatan PNS. Setelah melalui masa percobaan selama kurang lebih dua (2) tahun, akhirnya CPNS ini diangkat menjadi PNS. Tentunya masa percobaan tersebut tidaklah mudah. CPNS harus mampu menunjukkan dedikasi, loyalitas, serta kinerja yang baik, dan ini bukanlah formalitas belaka, terbukti dengan adanya CPNS yang terpaksa diberhentikan tidak dengan hormat sebagai CPNS, karena melanggar PP.No.53 Tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil,” tegasnya.

Ia juga sempat berkelakar, bahwa sebagai bukti loyalitas terhadap tugas dan wewenangnya, hendaknya para pegawai yang terangkat tidak lagi meminta dipindahtugaskan setelah ia telah menjadi abdi negara. “itu pegawai kalau sudah PNS, jangan terlalu banyak yang minta pindah. Kecenderungan selama ini, kalau dia sudah terangkat PNS, langsung minta pindah ke kampung halamannya,” kata Hatta.

Hatta menilai, bahwa pada dasarnya sumpah pegawai diambil dalam usaha membina PNS yang bersih, jujur, dan sadar akan tanggungjawab sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat. Dalam dimensi sumpah itu, terdapat dua hubungan yang saling bertaut, yakni hubungan secara vertical antara manusia dengan dengan Tuhannya, serta hubungan horizontal antara manusia dengan masyarakat dan bangsa.

Hatta mengingatkan agar tiap pegawai yang sudah diambil sumpahnya, dapat benar mengingat sumpah tersebut sebagai janji, yang kelak harus dipertanggungjawabkan, tidak saja ke hadapan manusia, tetapi yang utama ke hadapan Tuhan. “Saya yakin, apabila sumpah tersebut anda amalkan dalam melaksanakan tugas kedinasan, maka insyaallah kita dapat menghilangkan atau paling tidak meminimalisir segala bentuk penyelewengan yang ada,” lanjutnya.

Selain itu, kepada Sekretaris Desa (sekdes) yang ikut serta pula dalam pengangkatan itu, Bupati menyatakan agar keistimewaan yang diberikan dapat benar-benar dijaga. Senyatanya, dalam pengangkatan jabatan PNS, sekdes memang mendapatkan keistimewaan dalam jalur masuk menjadi PNS, karena tidak perlunya mereka melalui tahapan yang biasa dilalui oleh CPNS lainnya.

Hatta mengingatkan, agar hal tersebut tak membuat para sekdes terlena dan arogan, namun justru memancing motivasinya untuk menunjukkan kinerja yang baik. “Saudara perlu menghayati esensi dari kebijakan pemerintah dalam mengangkat sekdes sebagai PNS, yakni saudara harus menjadi motor penggerak administrasi desa, menciptakan kondisi yang serasi antar instansi, pemikir bagi pengembangan desa, konseptor perumusan regulasi yang akan ditetapkan, serta agrigator administrasi bagi kepentingan masyarakat banyak,” tegasnya.

Data dari Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Lutim, sejumlah CPNS yang diangkat itu, antara lain menduduki posisi tenaga teknis sebanyak 121 orang, tenaga pendidikan 149 orang, tenaga kesehatan 168 orang, dan formasi sekdes sejumlah 6 orang. Dari jumlah itu, 54 orang diantaranya merupakan pegawai honorer yang telah menunjukkan loyalitasnya selama beberapa tahun. (humas).

444 CPNS Lutim Terima SK 100%

Sebanyak 444 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) ditetapkan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Gedung Pertemuan Masyarakat Malili, pada Kamis (18/11). Dalam upacara penyerahan keputusan pengangkatan PNS kepada formasi tenaga honorer dan formasi umum yang dirangkaian dengan pengambilan sumpah PNS tersebut, Bupati Lutim H. A. Hatta Marakarma, berharap bahwa para pegawai nantinya, bisa memberikan pengabdian yang penuh kepada daerahnya.

“Sesaat yang lalu, kita menyaksikan penyerahan keputusan pengangkatan PNS. Setelah melalui masa percobaan selama kurang lebih dua (2) tahun, akhirnya CPNS ini diangkat menjadi PNS. Tentunya masa percobaan tersebut tidaklah mudah. CPNS harus mampu menunjukkan dedikasi, loyalitas, serta kinerja yang baik, dan ini bukanlah formalitas belaka, terbukti dengan adanya CPNS yang terpaksa diberhentikan tidak dengan hormat sebagai CPNS, karena melanggar PP.No.53 Tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil,” tegasnya.

Ia juga sempat berkelakar, bahwa sebagai bukti loyalitas terhadap tugas dan wewenangnya, hendaknya para pegawai yang terangkat tidak lagi meminta dipindahtugaskan setelah ia telah menjadi abdi negara. “itu pegawai kalau sudah PNS, jangan terlalu banyak yang minta pindah. Kecenderungan selama ini, kalau dia sudah terangkat PNS, langsung minta pindah ke kampung halamannya,” kata Hatta.

Hatta menilai, bahwa pada dasarnya sumpah pegawai diambil dalam usaha membina PNS yang bersih, jujur, dan sadar akan tanggungjawab sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat. Dalam dimensi sumpah itu, terdapat dua hubungan yang saling bertaut, yakni hubungan secara vertical antara manusia dengan dengan Tuhannya, serta hubungan horizontal antara manusia dengan masyarakat dan bangsa.

Hatta mengingatkan agar tiap pegawai yang sudah diambil sumpahnya, dapat benar mengingat sumpah tersebut sebagai janji, yang kelak harus dipertanggungjawabkan, tidak saja ke hadapan manusia, tetapi yang utama ke hadapan Tuhan. “Saya yakin, apabila sumpah tersebut anda amalkan dalam melaksanakan tugas kedinasan, maka insyaallah kita dapat menghilangkan atau paling tidak meminimalisir segala bentuk penyelewengan yang ada,” lanjutnya.

Selain itu, kepada Sekretaris Desa (sekdes) yang ikut serta pula dalam pengangkatan itu, Bupati menyatakan agar keistimewaan yang diberikan dapat benar-benar dijaga. Senyatanya, dalam pengangkatan jabatan PNS, sekdes memang mendapatkan keistimewaan dalam jalur masuk menjadi PNS, karena tidak perlunya mereka melalui tahapan yang biasa dilalui oleh CPNS lainnya.

Hatta mengingatkan, agar hal tersebut tak membuat para sekdes terlena dan arogan, namun justru memancing motivasinya untuk menunjukkan kinerja yang baik. “Saudara perlu menghayati esensi dari kebijakan pemerintah dalam mengangkat sekdes sebagai PNS, yakni saudara harus menjadi motor penggerak administrasi desa, menciptakan kondisi yang serasi antar instansi, pemikir bagi pengembangan desa, konseptor perumusan regulasi yang akan ditetapkan, serta agrigator administrasi bagi kepentingan masyarakat banyak,” tegasnya.

Data dari Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Lutim, sejumlah CPNS yang diangkat itu, antara lain menduduki posisi tenaga teknis sebanyak 121 orang, tenaga pendidikan 149 orang, tenaga kesehatan 168 orang, dan formasi sekdes sejumlah 6 orang. Dari jumlah itu, 54 orang diantaranya merupakan pegawai honorer yang telah menunjukkan loyalitasnya selama beberapa tahun. (humas).