Tuesday 16 February 2010

Kebohongan Bantuan Kemanusiaan Barat


Mengapa negara-negara Barat begitu bersemangat pergi ke negeri-negeri yang sedang tertimpa bencana? Apakah kepergiannya untuk memberikan pertolongan atau untuk tujuan lain? Apakah negara-negara kapitalis punya kepedulian terhadap rasa kemanusiaan sehingga mereka sampai bersaing melakukan “penyelamata” atas orang-orang miskin dan terlantar di antara umat manusia?! Ataukah mereka menyembunyikan belati beracun di balik jubah bantuan kemanusiaan ini?! Apakah asas ideologi kapitalisme mengenal nilai kemanusiaan sehingga mereka harus memobilisasi pasukannya, pesawat terbangnya, dan kapal lautnya untuk melakukan “penyelamatan” atas umat manusia yang sedang tertimpa bencana?!

Di Haiti, Amerika memobilisasi pasukan militernya, dan menyatakan bahwa misinya mengambil peran prioritas, mengendalikan bandara, dan mulai mengontrol setiap pergerakan pesawat. Dan terlihat jelas sekali bagi semua pengamat bahwa tujuan Amerika dan juga negara-negara Eropa tidak untuk menyelamatkan para korban dan membantu para pengungsi, melainkan perang untuk berebut pengaruh, kekuasaan dan kepentingan. Tampak di Haiti sejauh mana dekadensi moral yang berhasil dicapai oleh kaum kapitalis ketika bocor laporan penyelundupan anak-anak yatim Haiti untuk mereka perbudak, atau mereka gunakan sebagai suku cadang manusia, seperti yang terjadi sebelumnya oleh Perancis ketika mencuri anak-anak kaum Muslim di Darfur dari Chad.

Di London diadakan konferensi untuk “bantuan” dan “dukungan” kepada Yaman; dan di London juga diadakan konferensi untuk “rekonstruksi” Afghanistan. Sebelumnya diadakan konferensi di Paris untuk “bantuan keuangan” bagi warga Palestina. Begitu juga di Palestina ada bantuan keuangan bagi warga Palestina yang menjadi korban dari Perwakilan Amerika untuk Pembangunan, atau dari bantuan Uni Eropa yang di atasnya ditulis “pemberian” atau “hadiah” dari rakyat Amerika atau Uni Eropa untuk “kehidupan”!

Begitu juga konferensi “rekonstruksi” Irak di Madrid, konferensi “rekonstruksi” Gaza, konferensi Somalia, dan banyak lagi konferensi lainnya. Apakah negara-negara Barat kapitalis yang begitu sibuknya mengurusi persoalan Yaman, Afghanistan, Irak, Somalia, dan Palestina; begitu pedulinya mereka terhadap kaum miskin; serta begitu kasih sayangnya mereka kepada anak-anak yatim dan orang-orang terlantar?! Sehingga mereka meninggalkan urusan dalam negeri mereka dan krisis keuangan yang menimpanya?!

Apakah negara-negara kapitalis akan menghabiskan dananya untuk membantu manusia (rakyat) di negara-negara lain, dan membiarkan rakyatnya sendiri terlantar tanpa tempat tinggal, pendapatan, dan tidak memiliki pekerjaan?! Atau bahwa masalah ini adalah urusan dalam negerinya, sehingga ia harus mengurusi kepentingannya; atau semua itu merupakan wilayah jajahannya, dan perluasan pengaruhnya?!

Sesungguhnya, ideologi kapitalisme ini tidak mengenal nilai kemanusiaan (al-qîmah al-insâniyyah), bahka ia berlepas diri darinya. Sementara satu-satunya ukuran baginya adalah nilai materi (al-qîmah al-mâdiyyah). Begitu juga, bahwa kapitalisme ini menganggap penjajahan sebagai bagian penting dan mendasar, dimana penjajahan dijadikan sebaga metode penyebaran ideologinya. Jadi, sangat dangkal sekali jika seseorang berpikir bahwa bantuan yang diberikan oleh negara-negara Barat terhadap kaum Muslim, atau terhadap umat manusia lain yang sedang tertimpa musibah sebagai wujud rasa kemanusiaannya. Dan juga sangat tidak masuk akal jika kita melihat tangan mereka tampak putih, bersih dari tipu daya, kotoran, dan kelicikan, padahal tangan mereka berlumuran dengan darah.

Negara-negara Barat menggunakan apa yang disebut bantuan kemanusiaan untuk menipu kaum Muslim atau menjajah manusia, serta untuk melaksanakan rencana-rencana jahatnya. Sementara bukti yang paling kentara atas hal ini adalah penyelundupan senjata oleh organisasi “kemanusiaan” untuk kepentingan para pemberontak dari Sudan selatan pada masa perang separatisme. Sungguh, Dzat Yang Maha Tinggi lagi Maha Kuasa telah memberitahukan tentang tujuan aktivitas mereka yang disembunyikan dan apa yang mereka rencanakan, sebagaimana Dia juga membertitahukan tentang kepastian akan kegagalannya. Allah SWT berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.” (TQS. Al-Anfal [8] : 36).

Tragedi Haiti harus membangkitkan rasa tanggung jawab di kalangan kaum Muslim terhadap seluruh umat manusia. Karena itu, kaum Muslim hendaklah bersegera melakukan aktivitas untuk mengembalikan Khilafah yang akan menyelamatkan kaum Muslim sendiri khususnya dan umat manusia umumnya dari tengah hutan monster kapitalisme.

Sesungguhnya, kaum Muslim dengan ideologi ilahiy (yang bersumber dari Allah) dan risalah rahmat yang sedang diembannya adalah kaum yang layak dan yang memenuhi syarat untuk melaksanakan tugas ini. Kemudian, kepada Khilafah (setiap orang yang tertindas dan ketakutan mencari perlindungan dan ketenangan). Kami menyerukan kaum Muslim untuk menyegerakan langkah menuju tegaknya Khilafah, supaya kaum Muslim hidup mulia, menang, dan kembali menjadi khoirol umam (umat yang terbaik).

Ismail Yusanto : Mari Elka Pangestu itu Menteri Perdagangan Republik Indonesia atau Menteri Perdagangan Republik China?


Lebih dari lima puluh persen pengusaha industri dalam negeri mengeluhkan kebijakan pemerintah yang tidak mau melakukan renegosiasi perjanjian perdagangan bebas negara-negara ASEAN dengan China (ACFTA).

Ironi memang, sejak ditanda-tangani perjanjian tersebut pada 2002 hingga diberlakukannya pada 2010 ini, tidak nampak sama sekali adanya upaya persiapan dari pemerintah untuk menjaga kepentingan dalam negeri.

“Akibatnya diprediksikan pada tahun ini pengangguran akan bertambah sekitar 2,5 juta orang,” tegas Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia Rekson Silaban dalam acara Talkshow Halqah Islam dan Peradaban (HIP) ke 16, Ahad (24/1) di Wisma Antara, Jakarta.

Lantaran, ujar Wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Indonesia Franky Sibarani, pengusaha yang berbasiskan industri akan bergeser menjadi pedagang. “Otomatiskan buruh yang menjadi korban!” tandas Franky.

Rekson menyayangkan mengapa pemerintah mau menandatangani ACFTA tersebut, tetapi tidak memiliki skenario untuk menjamin nasib 2,5 juta karyawan yang bakal kehilangan pekerjaannya itu. “Payah dong!” ujarnya.

Mereka di-PHK bukan karena malas atau tidak bisa bekerja melainkan perusahaan tempat mereka bekerja bangkrut lantaran kalah bersaing dengan produk dari China. Barang dari luar tersebut menjadi sangat murah lantaran dicabutnya hambatan impor yang berupa tarif dan non tarif itu, seperti yang dituangkan dalam perjanjian ACFTA.

Padahal dengan hambatan tarif, barang tertentu dikenai pajak bea masuk yang tinggi sehingga barang tersebut tidak jadi masuk atau kalaupun masuk harganya menjadi lebih mahal dibanding produk lokal.

Sedangkan hambatan non tarif, misalnya, pemerintah membuat kriteria tertentu, sehingga barang yang tidak memenuhi kriteri tersebut tidak bisa masuk. Dengan diberlakukannya ACFTA, hambatan terhadap produk China menjadi tidak ada.

Di samping itu, menurut Franky, pengusaha besar dan menengah di Indonesia itu tidak lebih dari satu persen. Mereka menguasai hampir 60 persen usaha. Jadi bagaimana nasib yang 99 persen ini?

Ya jadi seperti pertandingan tinju, ujar Pakar Ekonomi Islam Hidayat Muttaqien. “Petinju Indonesia yang kelas bulu itu dipaksa masuk ring melawan petinju China yang kelas berat” ujarnya dalam acara yang bertajuk “ACFTA-Perdagangan Bebas-2010: Bunuh Diri Ekonomi Indonesia” itu.

Sehingga, ujar Jubir HTI Muhammad Ismail Yusanto, hampir tidak ada gunanya kita mempunyai pemerintah. “Kalau hambatan tarif dan non tarif itu sudah tidak ada sesungguhnya negara sudah tidak punya alat untuk melindungi kepentingan rakyatnya!” tandas Direktur STIE Hampara tersebut.

Inilah salah satu indikasi yang menunjukkan bahwa pemerintah telah kehilangan visi yang paling penting dari sebuah pemerintahan yaitu melindungi dan mengurus kepentingan rakyatnya.

Ismail pun menanyakan lantas sebenarnya pemerintah ini sedang bekerja untuk siapa? Perlu dipertanyakan juga Mari Elka Pangestu itu Menteri Perdagangan Republik Indonesia atau Menteri Perdagangan Republik China?

Korban Kapitalisme

Rakyat Indonesia menjadi terjajah seperti ini karena hidup di dalam sistem ekonomi kapitalistme. Kemudian dipimpin oleh para pemimpin yang berotak kapitalis juga. Jadi kalau sekarang rakyat remuk redam itu karena memang rakyat berada dilingkungan yang membuatnya remuk.

Islam telah menegaskan bahwa pemimpin adalah pelindung dan pelayan umat. Bagaimana mau menjalankan fungsi tersebut kalau tidak mandiri. Bila memang melihat China sebagai potensi pasar, ya memang harus digarap tetapi dengan kemandirian kebijakan. Salah satunya dengan tetap menerapkan hambatan tarif dan non tarif.

Tapi perlu disadari pula bahwa ini bukan masalah teknis renegoisasi ACFTA, tetapi ini sudah pertarungan ideologi. Bagaimana kapitalisme itu terus mencengkeram. Jadi sekarang kapitalisme bukan hanya Amerika dan Eropa tetapi China itu juga menjadi raksasa kapitalisme.

Di sinilah sebenarnya mengapa HTI bolak-balik tidak pernah berhenti, tidak pernah capek, bahwa sistem negara kita tercinta ini harus dirubah sehingga mempunyai kemandirian di dalam pengelolaan politik dan ekonomi. “Itulah yang kita sebut dengan Selamatkan Indonesia dengan Syariah di Bawah Naungan Khilafah,” ujarnya kemudian disambut tepuk tangan oleh sekitar 350 peserta yang hadir.

“Saya menjamin bahwa seluruh pengusaha itu akan sangat nyaman dengan syariah!” tegas Ismail. Mengapa? Satu, secara makro policy politik ekomi pemerintah itu berdasarkan syariah. Berdasarkan sebuah ukuran-ukuran yang konstan, yang tetap yang tidak mudah tersimpangkan oleh pandangan-pandangan kapitalistik.

Pandangan kapitalistik yang berlaku saat ini di Indonesia adalah lebih merupakan negosiasi antara pemilik modal dari luar dengan para patronnya di dalam untuk kepentingan kekuasaan.

Yang kedua secara mikro industri, skema-skema syariah itu justu akan lebih menguntungkan para pengusaha.

Ketiga, jangankan korupsi, atau sogok menyogok, hadiah bagi pejabat itu diharamkan dalam Islam. Jadi syariah menjamin tidak adanya ongkos ekonomi yang tinggi (high cost economy) .

Nah, kalau itu semua bisa diberikan kepada pengusaha saya kira pengusaha tidak keberatan. “Baik pengusaha itu Muslim maupun non Muslim!” tandas Ismail.[] joko prasetyo

Sunday 14 February 2010

VALENTINE DAY (HARI BERKASIH SAYANG) Menurut pandangan Islam

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116)

Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia bahkan di Malaysia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau iklan-iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil; ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televisyen; sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki(dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day.

SEJARAH VALENTINE:
Sungguh merupakan hal yang ironis(menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo.

Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.

Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.

Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis' kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.

Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok percintaan(bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.

PANDANGAN ISLAM
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?

Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.:
“ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)

Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.

Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng(mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.

Hadis Rasulullah s.a.w:“ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah s.w.t. dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 :“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.

Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam masalah 'Valentine Day'.

1. PRINSIP / DASAR
Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.

2. SUMBER ASASI
Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak.

Firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.

Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.

3. TUJUAN
Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.

4. OPERASIONAL
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah firman Allah s.w.t.:“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27)

Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi : “…walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan. Kerana kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.

Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim. Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.

Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerosakan-kerosakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisyen dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa.

MARI ISTIQOMAH (BERPEGANG TEGUH)
Perhatikanlah Firman Allah :
“…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”.

Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya.

Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah s.w.t. kita dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad s.a.w.

Firman Allah s.w.t.:
“Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”.

Berkata Peguam Zulkifli Nordin (peguam di Malaysia) di dalam kaset 'MURTAD' yang mafhumnya :-

"VALENTINE" adalah nama seorang paderi. Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari 'kasih sayang' kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!! Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!!! Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol..

VALENTINE DAY (HARI BERKASIH SAYANG) Menurut pandangan Islam

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116)

Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia bahkan di Malaysia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau iklan-iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil; ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televisyen; sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki(dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day.



SEJARAH VALENTINE:

Sungguh merupakan hal yang ironis(menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo.

Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.


Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.


Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis' kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.


Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.


Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok percintaan(bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.



PANDANGAN ISLAM

Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?

Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.:

“ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)

Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.

Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng(mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.

Hadis Rasulullah s.a.w:“ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah s.w.t. dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 :“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.

Thursday 11 February 2010

234 CPNS Berubah Status jadi PNS

Sebanyak 234 orang CPNS Lingkup Pemkab. Luwu Timur yang terdiri dari CPNS Formasi Honorer dan Formasi Umum Tahun 2007, Jumat (6/11) menerima Surat Keputusan Bupati Luwu Timur pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), dalam acara resmi di halaman eks kantor Bupati Lutim, yang dihadiri oleh para Anggota Dewan, Muspida, para Kepala SKPD serta para orang tua/wali PNS. Dengan penerimaan SK tersebut, secara otomatis status mereka berubah dari CPNS menjadi PNS, demikian juga dengan gaji yang tadinya CPNS baru menerima 80 % kini setelah jadi PNS mereka berhak menerima gaji 100%.

Menurut Kepala BKPPD Kabupaten Luwu Timur, Andi Tabacina Akhmad, ke 234 orang CPNS yang naik peringkat menjadi PNS tersebut terdiri dari 173 orang Formasi Honorer dan 62 orang Formasi Umum. Namun satu orang diantaranya belum menerima SK PNS karena sedang dalam penyembuhan dari sakit. Bupati Luwu Timur Andi Hatta Marakarma, dalam sambutannya mengatakan dengan pengangkatan dari CPNS menjadi PNS berarti kedudukannya sekarang telah menjadi unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat. Dengan perubahan status ini, hendaknya dibarengi dengan peningkatan kinerja yang baik serta melaksanakan tugas dengan rajin, jujur, ikhlas, disiplin, tidak meminta imbalan, tidak melakukan penyimpangan dan selalu menunjukkan profesionalisme dalam melaksanakan tugas-tugas, Bupati juga meminta agar PNS mampu menunjukkan prestasi kerja dan kedisiplinan yang jauh lebih baik dari pada saat masih berstatus pegawai honorer maupun CPNS. Jangan sampai justru setelah menjadi PNS
kinerja dan kedisiplinan mengendur. Sebaliknya harus diimbangilah dengan pengabdian yang tulus dan bekerja profesional. “Surat Keputusan yang ada di tangan saudara jangan hanya dijadikan sebagai alat untuk memperkuat status sebagai pegawai negeri, tetapi
waktunya menunjukkan kontribusi bagi masyarakat dan Daerah Luwu Timur yang kita cintai” tekan Hatta.

Berkaitan pengambilan sumpah PNS, Bupati meminta agar sumpah tersebut hendaknya dimaknai sebagai kesediaan mengikatkan diri menjadi aparatur pemerintah, abdi negara, dan abdi masyarakat, karena menjadi PNS sudah merupakan pilihan sehingga harus konsekuen dengan pilihan tersebut, dengan menunjukkan komitmen dan tanggung jawab moral terhadap konsekuensi dari pengangkatan menjadi PNS. “ Surat Keputusan yang ada di tangan saudara jangan hanya dijadikan sebagai alat untuk memperkuat status sebagai pegawai negeri, tetapi saat inilah waktunya menunjukkan kontribusi bagi masyarakat dan Daerah Luwu Timur “ tegas Andi Hatta. Terakhir, Bupati menekankan agar setelah diangkat sebagai PNS, tidak ada lagi PNS yang minta pindah keluar dari luar Luwu Timur dengan alasan macam-macam, karena selain merugikan daerah Lutim, juga Luwu Timur masih sangat kekurangan pegawai, sehingga jangan ada PNS yang bermimpi untuk pindah, sebaliknya diminta untuk menunjukan pengabdian kepada daerah Luwu Timur, demikian Hatta.

Hari ini, Hatta Terima Satyalencana Pendidikan

Prestasi membanggakan di bidang pendidikan kembali diukir Bupati Luwu Timur, Andi Hatta Marakarma. Setelah sebelumnya diberikan piagam penghargaan bidang pendidikan dari ketua PGRI Sulsel atas kepeduliannya yang tinggi terhadap pembangunan pendidikan di Luwu Timur, kini bapak pembangunan Lutim ini kembali menerima tanda kehormatan berupa Satyalencana pembangunan bidang Pendidikan yang akan diserahkan langsung oleh Presiden Reupublik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.

Berdasarkan surat undangan Dari Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, tanggal 26 November 2009 yang dikirimkan langsung kepada Bupati Luwu Timur, penganugerahan tanda kehormatan Satyalencana pembangunan bidang pendidikan akan dilaksanakan tanggal 01 Desember 2009 di gedung Tenis Indoor Senayan Jakarta, bersamaan pada peringatan puncak Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun PGRI ke 64.

Bupati Lutim Andi Hatta merupakan satu-satunya Bupati/Walikota di Sulawesi Selatan yang menerima Satyalencana tersebut, bersama dengan 8 Bupati / walikota lainnya se Indonesia dan dua orang Gubernur yakni Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan Gubernur Kepulauan Bangka Balitung, Eko Maulana Ali.

Sementara untuk Bupati/Wali kota terdiri dari Bupati Deli Serang (Sumut), Walikota Pekan Baru (Riau), Bupati Sarilangun ( Jambi), Walikota Pekalongan (Jateng), Bupati Gresik (Jatim), Bupati Lutim (Sulsel), Bupati Badung (Bali) Walikota Jaya Pura (Papua) dan Walikota Pangkal Pinang (Kapulauan Babel).
Menurut rencana, Tanda penghormatan Satyalencana pembangunan bidang pendidikan tersebut, akan dijemput oleh Seluruh Kepala SKPD, Kepala Sekolah, Camat dan Kepala Desa se Luwu Timur di pintu gerbang perbatasan Lutim/Lutra di desa Lauwo, untuk selanjutnya diarak ke seluruh kecamatan se Luwu Timur.

Arak-arakan ini untuk menunjukkan kepada warga Luwu Timur tentang hasil pembangunan pendidikan yang selama ini dilaksanakan di Luwu Timur, dimana pendidikan adalah prioritas utama pembangunan di Bumi Batara Guru.

Sementara itu, Bupati Luwu Timur Andi Hatta Marakarma mengungkapkan bahwa penghargaan yang diterima tersebut adalah hasil kerjasama antara seluruh komponen masyarakat di Luwu Timur dalam menyukseskan pembangunan bidang pedidikan.
” Saya hanya mewakili masyarakat untuk menerima saja, tapi penghargaan ini adalah untuk seluruh masyarakat Luwu Timur ” kata Hatta merendah.

270 Pengelola Keuangan Ikut Bimtek Kab. Luwu Timur

Sebanyak 270 orang pengelola keuangan Pemkab. Luwu Timur yang terdiri Kepala Unit Kerja, PPTK, PPK, Bendahara dan Operator laporan keuangan,mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) yang dilaksanakan oleh BKPPD Kab. Luwu Timur. Bimtek ini dilaksanakan sebanyak dua angkatan. Angkatan I berlangsung dari tanggal 28 – 30 Januari 2010 dengan 139 peserta sedangkan angkatan II dari tanggal 04 – 06 Februari 2010 bertempat di Aula Kantor Bupati Lutim di Malili.

Bimtek ini dilaksanakan bekerjasama dengan BPK Perwakilan Makassar dan Universitas Indonesia Timur (UIT), dimana narasumber yang digunakan adalah dosen Pasca Sarjana UIT yang memiliki latar belakang BPK Perwakilan Makassar.

Kepala BKPPD Lutim, Andi Tabacina Akhmad mengatakan Bimtek ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kinerja dan kemampuan teknis para Kuasa Pengguna Anggaran, PPK, PPTK serta bendahara dalam hal pengelolaan serta penyusunan laporan keuangan di lingkup Pemkab. Luwu Timur.

Adapun strategi pembelajaran adalah dengan menggunakan pendekatan andragogi antara lain; ceramah, Tanya jawab, curah pendapat dan diskusi kelompok.

Bimtek dibuka oleh Asisten Administrasi Umum, Muh.Abrinsah, serta dihadiri oleh Direktur Pasca Sarjana UIT, Prof. DR. H. Wahyuddin H. M.Si, Kepala Diklat BPK Makassar, Drs. Firmanza, M.Si dan Kepala BKPPD Lutim Andi Tabacina Akhmad.

Asisten Administrasi Umum, Muh. Abrinsah, dalam sambutannya mengatakan bahwa Bimtek ini sangat berguna bagi seluruh aparatur pengelola keuangan di Lingkungan Pemkab. Luwu Timur, agar kedepan pengelola keuangan dapat bekekrja lebih professional sehingga kesalahan administrasi dapat dihindari. Untuk itu, Abrinsyah meminta kepada seluruh peserta agar dapat mengikuti Bimtek ini dengan baik serta memberikan masukan atau menanyakan jika ada hal- hal yang tidak dimengerti dalam pengelolaan keuangan selama ini.