Friday 11 December 2009

10 Persen Remaja dan Pelajar Lakukan Seks Bebas

Syabab.Com - Telah nyata kehidupan kapitalisme sekularisme yang dipaksakan ke tengah-tengah kaum Muslim telah merusak generasi muslim masa depan. Perusakkan generasi baik sistemik yang dikemas melalui budaya dan pendidikan yang sekular, maupun perusakkan yang dikemas mulai dari hiburan dan teknologi telah menggiring generasi muda kita di ambang kehancuran. Inilah fakta yang tak bisa ditutupi lagi, akibat sistem sekular yang telah mencengkram negeri bermayoritas Muslim ini.

Sebut saja, seperti dikabarkan Harian Metro Bangka Belitung, sebanyak 10 persen remaja di Pangkalpinang telah berzina alias melakukan hubungan seks bebas. Celakanya, mereka mengganggap perbuatan itu halal, karena tidak hamil.

Hal itu dikatakan Empi Natal Adha, Pembina Osis sekaligus Pembina PIKRR SMK Bakti Pangkalpinang, Selasa, (01/12/09) di sela-sela aksi simpatik pelajar SMK Bakti memperingati hari HIV/AIDS sedunia di Kota Pangkalpinang.

“Banyak remaja dari berbagai sekolah dan remaja di Pangkalpinang yang datang untuk berkonsultasi kepada kami. Sebanyak 10 persen dari mereka mengakui telah melakukan hubungan seks bebas. Celakanya, mereka menganggap perbuatan itu halal, karena tidak hamil. Sebagai seorang guru, saya miris melihat kehidupan generasi muda kita. Meski kami tidak mempunyai data secara statistik, tapi fakta ini merupakan pengalaman dan pengamatan saya,” papar Empi.

Berdasarkan pengamatan ia sebagai seorang guru dan pernah mengajar di beberapa sekolah di Pangkalpinang, serta sebagai Pembina PIKRR di SMK Bakti Pangkalpinang, ditemukan banyak pelajar yang sudah pernah berhubungan seks bebas sebelum nikah.

“Ini fakta sosial. Dan kita tak bisa menutup mata dengan kanyataan ini,” terang Empi.

Selain itu, para siswa di Pangkalpinang juga terutama yang mempunyai handphone bagus dan mahal, kebanyakan menyimpan video atau gambar porno. Perilaku seperti ini sangat dikhawatirkan mendorong mereka untuk melakukan hubungan seks bebas diluar nikah.

“Kalau sudah melakukannya sekali, kita khawatirkan mereka akan ketagihan, dan ini berpotensi terkena korban penyebaran HIV/AIDS,” kata Empi.

“Coba saja cek siswa yang memiliki HP bagus mulai dari siswa SD, SMP dan SMA, saya yakin mereka punya gambar-gambar porno di dalam HPnya,” kata Empi. Ia berharap peran orangtua dan guru mengawasi anak-anaknya menjadi sangat penting.

Fakta ini tentu saja bukan hanya di Pangkalpinang. Coba tengok kehidupan para remaja dan pelajar hari ini di lingkungan Anda. Apa yang telah terjadi. Para remaja yang telah dininabobokan dengan teknologi, seperti HP dan internet telah menggiring mereka untuk menelusuri hal-hal yang tidak layak bagi seorang pelajar. Tetapi, inilah kenyataannya.

Akibat Sistem Sekular!

Kerusakkan remaja hari ini, telah nyata akibat sistem sosial yang rusak di negeri ini. Tentu saja, generasi muslim terancam. Banyak faktor yang menyebabkan meningkatnya kerusakkan moral para remaja hari ini. Ajaran Islam dicampakkan dan diinjak-injak, sementara kebebasan dan liberalisme terus menerus dipaksakan kepada generasi muda kita. Di mana tempatnya? Banyak, mulai di rumah, melalui acara televisi, di tengah masyarakat yang disesaki budaya liberal, hingga di sekolah melalui sistem pendidikan sekular.

Di dalam sistem pendidikan sekular hari ini, telah disisipkan materi-materi liberal dan sekular. Porsi pelajaran agama hanya dua jam saja, itu juga sebatas ritual. Sementara materi-materi umum dan tsaqafah asing terus dijejalkan kepada anak-anak didik kita. Belum lagi, program-program yang menjurus pada penggiringan anak untuk bersikap liberal dan bebas. Termasuk diantaranya, peluang anak menikmati teknologi internet, telah diajarkan di sekolah. Di tambah lagi, program KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) pun telah disisipakan dalam mata pelajaran. Dalam sebuah buku mata pelajaran sebuah mata studi untuk kelas tiga tingkat SMP, telah diajarkan tentang kontrasepsi. Pertanyaan kita: untuk apa kelas tiga diajarkan tentang kontrasepsi? Apakah ini sebagai ilmu dasar bagi para pelajar yang sudah punya pasangan untuk berzina, dan jika tidak mau hamil disiapkan ilmunya. Apakah tidak ada lagi materi yang lebih berbobot?

Apakah perusakkan generasi muda Muslim ini dibiarkan begitu saja. Tentu saja tidak. Tetapi, jujur, orang tua dan masyarakat terkadang masih diam dan membisu. Tak sedikit diantara mereka menerima sistem yang rusak tersebut, padahal telah menghancurkan generasi masa depan mereka. Mereka menginginkan putera-puterinya menjadi anak yang sholeh/sholehah tetapi membiarkan anak-anaknya bebas bermaksiyat.

Demikianlah, tanpa adanya institusi, yakni Khilafah, yang melindungi dan menjaga akidah umat ini, generasi kita terancam bahaya. Demikian juga, ketika aturan dari Tuhan Pencipta kita dicampakkan, maka kerusakkanlah yang nampak. Sudah saatnya, kaum Muslim menyadari akan serangan Barat untuk mengancurkan generasi masa depan negeri ini. Mereka, telah membuat rancangan permainan, hiburan dan program dengan berbagai macam cara untuk menghancurkan para identitas generasi Muslim. Tujuannya, agara generasi Islam hancur dan jauh dari agamanya.

Kini saatnya, kita kembali kepada Islam dan mencampakkan sistem sekularisme yang telah dipaksakan oleh para agen-agennya. Kini saatnya kita menyelamatkan generasi masa depan ini dari kerusakkan dengan memberikan pembinaan-pembinaan ke-Islam-an di benak generasi muda kita. Mulai dari tingkat SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi, pembinaan-pembinaan Islam harus digencarkan. Hanya dengan memberikan pemahaman Islam saja, generasi muda negeri ini akan terselamatkan. Bila demikian, insya Allah, dengan izin Allah akan hadir generasi baru, yang akan menggantikan generasi yang rusak hari ini. [opn/syabab.com]

No comments:

Post a Comment