Friday 11 December 2009

SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA : SISTEM PENDIDIKAN ALA AMERIKA

Syabab.Com - Desentralisasi pendidikan akibat semakin besarnya otonomi daerah semakin menunjukkan kemiripan sistem pendidikan di negeri ini dengan sistem pendidikan di Amerika. Demikian salah satu yang terungkap dalam Seminar Peduli Pendidikan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia, Rabu (27/02) lalu.

Acara yang digelar oleh Kajian Islam Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia ini mengangkat tema, "Masa Depan Pendidikan Dasar dan Menengah di Era Otonomi Daerah". Acara yang juga didukung oleh situs dunia Islam Syabab.Com ini dihadiri sekitar 250 peserta, baik dari para guru, kepala sekolah dan juga mahasiwa.

Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut diantaranya, Drs. Kustiwa Benoputra selaku Kabid PSMP Dinas Pendidikan Kota Bandung, Mirza Satriawan, M.Si. Ph.D., alumnus University of Illinois di Chicago, USA juga sebagai dosen di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, serta Ir. Dwi Condro Triono, M.Ag., kandidat Doktor Ekonomi Islam Universitas Kebangsaan Malaysia.

Acara diawali dengan pemutaran film dokumenter tentang potret buram pendidikan di Indonesia. Sungguh sangat menyedihkan komersialisasi dan sekularisasi pendidikan yang digambarkan dalam film singkat tersebut. Selanjutnya, Kustiwa Benoputra dari Dinas Pendidikan Kota Bandung menyampaikan penjelasan seputar manajemen pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka otonomi daerah. Sedangkan Mirza Satriawan, Ph.D. menyampaikan makalah dengan judul, "Desentralisasi Pendidikan di Indonesia Keterkaitannya dengan Sistem Pendidikan di Amerika". Terakhir, Pendidikan dalam Strategi Global disampaikan oleh Dwi Condro Triono.

Menurut Mirza Satriawan, alumnus University of Illinois USA ini menyatakan desentralisasi pendidikan di Indonesia sangat terkait dengan sistem pendidikan di Amerika.

"Amerika tidak memiliki sistem pendidikan nasional, yang ada adalah sistem pendidikan dalam artian terbatas, pada masing-masing negara bagian," jelas Mirza.

Mirza menyimpulkan bahwa sistem pendidikan di Amerika sangat desentralistis, dengan kewenangan yangs sangat terbatas pada pemerintah federal. Hal ini diikuti oleh langkahnya pada beberapa aspek dalam sistem pendidikan di negeri ini.

Salah satu hal yang mirip dengan sistem pendidikan di Amerika diantaranya, adanya kewenangan penetapan kurikulum pada distrik sekolah maupun pada guru seperti diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Program sertifikasi guru juga mirip dengan sistem pendidikan di Amerika. Sedangkan dalam hal pendanaan, sejalan dengan otonomi daerah sangat jelas tidak semua satuan pendidikan atau tidak semua pemerintah daerah dapat mendapatkan dana pendidikan sesuai dengan kebutuhan dari pemerintah pusat.

Menurut Mirza, ada beberapa hal yang sangat mendasar dan bukan sekedar permasalahan manajemen melainkan permasalahan mengikuti ideologi suatu bangsa, yakni ideologi kapitalisme.

"Konsep kebebasan individu membuat masyarakat Amerika enggan terhadap campur tangan yang dalam dari pemerintah federal terhadap pendidikan anak-anak mereka, karena itu pola desentralistik yang memberikan kewenangan besar pada pemerintah lokal atau distrik lebih disukai dibandingkan sentralistik," lanjut Mirza.

Adapun Dwi Condro mengungkapkan bahwa proses pendidikan yang berlangsung sesungguhnya baru mencapai tingkatan yang ketiga. Padahal menurutnya dalam sistem pendidikan Islam, proses pendidikan mampu menghantarkan setiap insan hingga tingkatan keenam. Tingkatan ini adanya kemampuan untuk memecahkan segenap problem.

Secara gambalang Dwi Condro menjelaskan sistem pendidikan Islam sebagai solusi tuntas atas persoalan pendidikan yang menimpa negeri ini.

"Negara menyediakan pendidikan secara gratis bagi setiap warga negaranya, baik yang fakir miskin maupun yang kaya," jelas Dwi Condro.

"Khalifahlah yang akan bertanggung jawab di hadapan Allah Swt. terhadap terpenuhinya sarana-sarana tersebut," imbuhnya lagi. [z/syabab.com]

No comments:

Post a Comment