Friday 25 December 2009

Remaja Berisiko Terjangkit PMS

PENELITIAN menemukan angka kejadian penyakit menular seksual (PMS) pada remaja cenderung meningkat. Ketidakpedulian mereka terhadap seks aman menjadi faktor penyebabnya.

“Beberapa remaja tidak berhati-hati dalam menggunakan kondom dan kontrasepsi seperti yang telah dilakukan remaja pada masa lalu,” kata David Bell MD, spesialis pada kajian remaja dari New York-Presbyterian Hospital/Columbia University Medical Center.


MSN, Kamis (24/12/09), mengutip hasil survei dari Teen Vogue yang menyatakan, sebanyak 23 persen dari 2.000 remaja dilaporkan tidak pernah menggunakan proteksi ketika berhubungan seks. Sementara tingkat kehamilan dan penyakit menular seksual remaja telah menurun, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) baru-baru ini melaporkan kecenderungan peningkatan dari jumlah sebelumnya. Dalam beberapa kasus, malah dapat memburuk.

Data yang diperoleh MSN menunjukan, terjadi peningkatan angka kelahiran dari para remaja. Angka ini naik dibandingkan 2006. Hampir 450 ribu gadis usia 15-19 tahun memiliki anak di tahun 2007.

Lebih lanjut, CDC melaporkan, sekira 1 juta remaja dan orang beranjak dewasa dilaporkan terjangkit penyakit chlamydia, penyakit kencing nanah, dan syphilis.

Salah satu faktor yang mungkin berkontribusi dengan hadirnya penyakit-penyakit di atas adalah mitos bahwa penyakit menular seksual hanya memengaruhi orang tertentu.

“Kota saya sangat makmur, jadi saya merasa seperti kebanyakan orang. Hal itu tidak mungkin terjadi di sini,” ujar Marisa (18) asal New Jersey. Tapi, seperti dijelaskan Bell, kepercayaan itu salah.

“Beberapa wilayah geografis mungkin memiliki angka penderita STD (Sexually Transmitted Diseases/PMS) yang tinggi. Hal itu disebabkan rendahnya pemakaian kondom. Ada peluang bagi remaja di tempat-tempat tertentu untuk mendapatkan tes dan perawatan. Namun, STD dapat menjangkit siapa pun dan di mana pun, tak peduli berapa banyak uang yang Anda miliki,” jelas Bell.

Menurut Amy MacDonald, Pemimpin Midwifery Service dari Duke University Medical Center, Durham NC, seks telah menjadi hal biasa di kalangan remaja sehingga mereka kurang menyadari konsekuensi dari seks tidak aman.

“Remaja selalu merasa tak terkalahkan. Ditambah lagi, mereka hidup di era di mana material seks begitu dibeberkan secara terus-menerus melalui berbagai macam media, seperti televisi dan film. Hal ini yang mempertinggi rasa tak acuh terhadap penyakit menular seksual,” tandasnya.
(ftr)

No comments:

Post a Comment